BANDA ACEH--MI: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengajak seluruh komponen masyarakat serta tokoh, para ulama, dan unsur pemerintahan se Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) untuk menjaga perdamaian yang telah terwujud.
"Semua komponen, tokoh masyarakat, abu-abu (ulama) hendaknya turut serta menjaga perdamaian yang telah dirasakan warga Aceh," kata Kepala Negara pada pertemuan dengan para pimpinan pemerintahan, tokoh masyarakat, ulama serta para bupati/wali kota di Banda Aceh, Selasa (24/2).
Pemerintah daerah juga diharapkan menjaga proses penyelesaian konflik Aceh secara adil, bermartabat dan permanen sehingga pembangunan dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan serta kesejahteraan masyarakat dapat diwujudkan. "Saudara-saudara kita di Aceh memerlukan waktu untuk berintegrasi, hidup bersama dan bersatu membangun Aceh ke arah yang lebih baik," kata Presiden.
Menurut Yudhoyono, pascapenandatanganan kesepakatan perdamaian 15 Agustus 2005 di Helsinki , maka Aceh memiliki perbedaan dengan daerah-daerah lain di seluruh Indonesia. "Aceh saat ini adalah Aceh yang memiliki status otanomi khusus (otsus) yang berbeda dengan tatanan sebelumnya. Tatanan-tatanan itu telah diatur dengan undang-undang," kata Kepala Negara.
Untuk itu, Presiden mengajak seluruh komponen masyarakat di Aceh untuk ikut menjaga proses perdamaian, memahami dan menaati seluruh kandungan dan substansi dari aturan-aturan yang telah disepakati tersebut. (Ant/OL-02)
Sumber: http://www.mediaindonesia.com/
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar