RANCANGAN
GARIS–GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI
TAMAN ISKANDAR MUDA TAHUN 2008 – 2012
GARIS–GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI
TAMAN ISKANDAR MUDA TAHUN 2008 – 2012
1. LANDASAN
1.1. Dasar Pemikiran
a. bahwa Taman Iskandar Muda merupakan satu-satunya organisasi/wadah bagi Keluarga Besar Masyarakat Aceh yang bemukim di Jakarta dan sekitarnya, yang di dalam seluruh kegiatannya menda-sarkan diri pada prinsip-prinsip kekeluargaan dan musyawarah sesuai dengan asas Taman Iskandar Muda;
b. bahwa melalui mekanisme Musyawarah Besar organisasi Taman Iskandar Muda berupaya menetapkan Visi, Misi dan Strategi, sejalan dengan aturan dasar dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
c. bahwa untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut semakin disadari perlunya dipertahankan dan ditingkat-kan keberadaan dan kemampuan organisasi Taman Iskandar Muda dengan partisipasi seluruh anggota terutama dalam menghadapi dan mengantisipasi berbagai tantangan dan permasalahan dewasa ini;
d. bahwa pergantian kepemimpinan Taman Iskandar Muda telah berlangsung secara tertib dan demokratis, sehingga persatuan dan kesatuan Keluarga Besar Taman Iskandar Muda terus terpelihara dan terbina dalam suasana Ukhuwah Islamiyah;
e. bahwa berdasarkan kondisi - kondisi demikian, serta dengan mempertimbangkan upaya memantapkan pengembangan organisasi dalam rangka menjawab tantangan-tantangan baru, maka disusun-lah Garis-garis Besar Haluan Organisasi Taman Iskandar Muda 2008-2012 sesuai dengan aspirasi yang tumbuh dan berkembang di kalangan anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya, untuk dijadikan panduan, acuan dan bahan pertimbangan dalam menggerakkan roda organisasi untuk lima tahun mendatang;
1.2. Visi
Menjadikan Taman Iskandar Muda sebagai organisasi warga masyarakat Aceh di Jakarta dan sekitarnya yang berwibawa, bermartabat dan bermanfaat bagi anggota dan warga masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam dalam rangka memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Ukhuwah Islamiyah.
1.3. Misi
a. Aspek Keanggotaan
1) Mengupayakan peningkatan aspek bathiniah para anggotanya, yang ditandai oleh upaya memperkuat iman dan taqwa, serta mengaktualisasikan, melestarikan dan mewariskan nilai-nilai sejarah kejayaan Aceh agar mampu menjadi sumber inspirasi dan motivasi warga Aceh termasuk generasi penerusnya, dalam menghadapi tantangan-tantangan yang berlangsung saat ini maupun yang akan dihadapi di masa mendatang.
2) Mengupayakan peningkatan aspek lahiriah para anggotanya, yang ditandai oleh upaya mengakomodasikan dan memfasilitasi berbagai sarana dan wahana ekonomi, pendidikan, sosial dan budaya untuk peningkatan kesejahteraan anggota dan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang relevan.
3) Mengupayakan peningkatan hubungan silahturahmi di antara masyarakat Aceh serantau dimanapun mereka berada.
b. Aspek Kedaerahan
1) Mengupayakan peningkatan perhatian dan peran serta warga Taman Iskandar Muda dalam pembangunan bidang ekonomi, sosial, budaya Nanggroe Aceh Darussalam, serta secara pro aktif ikut membantu mengatasi berbagai permasala-han mendasar yang di hadapi oleh masyarakat Nanggroe Aceh Darussalam.
2) Aktif mengupayakan penyelesaian Masalah Aceh secara menyeluruh dengan melakukan koordinasi kepada semua pihak terkait yang dianggap relevan.
3) Mengupayakan peningkatan hubungan kerjasama Taman Iskandar Muda dengan Pemerintah Daerah Nanggroe Aceh Darussalam melalui berbagai forum baik yang sifatnya parsial-insidental maupun integral-berkelanjutan.
4) Mengupayakan peningkatan hubungan langsung antara organisasi lokal dengan daerah asalnya di Aceh.
5) Mengupayakan penggalangan kerjasama organisasi “Aceh Serantau” dalam upaya pembangunan Nanggroe Aceh Darussalam.
6) Mengupayakan peningkatan jalinan hubungan kerjasama Taman Iskandar Muda dengan Pemerintah DKI Jakarta dan sekitarnya terutama dalam bidang pendidikan, sosial dan budaya.
c. Aspek Kebangsaan
1) Mengupayakan peningkatan jalinan hubungan kerjasama Taman Iskandar Muda dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah lainnya.
2) Mengupayakan peningkatan peran serta Taman Iskandar Muda dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. MASALAH DAN TATANGAN
2.1. Mempertahankan Suasana Damai Aceh
Tantangan terbesar yang tengah dan masih akan dihadapi oleh seluruh masyarakat Aceh di mana pun berada dalam beberapa tahun yang akan datang, adalah menjaga suasana damai Aceh secara menyeluruh. Sangat disadari bahwa akumulasi dari berbagai kasus yang belum terselesaikan selama ini telah menimbulkan permasalahan baru yang rumit, kompleks dan semakin memprihatinkan, serta mengakibatkan degradasi sosial, budaya dan krisis ekonomi pada lapisan masyarakat bawah yang tentunya berkaitan dengan harkat/ martabat serta kehidupan sosial politik dan ekonomi Nanggroe Aceh Darussalam. Semua itu memerlukan restorasi kembali dengan rumusan konseptual dan implementasi operasional.
Taman Iskandar Muda sebagai paguyuban masyarakat Aceh yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya dihadapkan pada tantangan untuk secara tepat memposisikan diri secara tepat dan baik, sehingga peranan dan konstribusinya bagi penyelesaian Masalah Aceh yang sudah damai dapat diterima oleh semua pihak. Penyelesaian tersebut antara lain:
a. Mendorong rekonsiliasi secara menyeluruh dalam upuya mengakhirii semua bentuk kekerasan masa lalu yang dihadapi rakyat Aceh.
b. Mendorong percepatan pemulihan kehidupan sosial ekonomi dengan memberi kesempatan seluas-luasnya bagi partisipasi masyarakat setempat, tanpa kecuali, sehingga terwujud pembangunan di semua sektor dan perluasan kesempatan kerja.
c. Mendorong terwujudnya jaminan keamanan dan perlindungan dengan pendekatan pro-porsional, profesioanal dan kultural sehingga masyarakat dapat melaksanakan aktifitas; terutama dalam sektor ekonomi, pendidikan dan peribadatan.
d. Mendorong terciptanya sistim kehidupan sosial akonomi pasca konflik dan rehabilitasi- rekonstruksi oleh BRR.
2.2. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Perdamaian yang kini sedang berjalan dan terus didorong untuk tetap langgeng di Bumi Serambi Mekah, memberikan peluang yang subur bagi peningkatan pembangunan yang sudah jauh tertinggal dibanding dengan daerah-daerah lain akibat dililit konflik selama hampir 30 tahun. Momentum bersejarah penandatnganan MOU Helsinki, kemudian disusul dengan implementasi berbagai butir penting yang dikandungnya termasuk lahirnya UU No. 11/ 2006 tentang Pemerintahan Aceh dan Pilkada NAD merupakan tonggak sejarah yang harus dimanfaatkan sebagai tempat berpijak, oleh segenap anak bangsa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat NAD khususnya, dan warga NKRI umumnya.
Dalam perspektif tersebut maka diperlukan upaya keras untuk merajut potensi high flyer Aceh pasca konflik untuk Indonesia. Hal ini terkait dengan fakta yang terlihat selama ini bahwa konflik berkepanjangan telah mengakibatkan krisis dalam faset multidimensional baik yang bersifat poleksosbudham (baca: politik, ekonomi, sosial, budaya dan HAM) di seluruh NAD, maupun aspek strategis pemberdayaan SDM unggul (high flyer) dari etnis Aceh yang tidak terkoordinasikan secara sempurna, atau kerap disebut lewat perumpamaan sebagai awe lam utuen.
Atas dasar pertimbangan di atas maka upaya pemetaan para high flyer etnis Aceh menjadi bagian dari langkah strategis untuk membangun masa depan NAD pasca konflik khusus-nya, dan pada tataran tertentu akan memberikan sumbangan yang tidak kalah penting bagi pengembangan SDM bangsa sebagai elemen utama dalam penguatan daya saing Indonesia di pentas kompetisi global yang magnitudnya semakin bertambah seirng perjalanan waktu.
Permasalahan pengembangan kualitas dan kualifikasi Sumber Daya Manusia (SDM) tetap merupakan tantangan besar yang menjadi salah satu persoalan mendasar dalam pembangunan di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Tantangan ini pun juga akan dihadapi oleh Taman Iskandar Muda dalam upaya meningkatkan peran serta Keluarga Besar Taman Iskandar Muda dalam perumusan kebijakan nasional.
Pentingnya pengembangan SDM ini dilandasi oleh munculnya kesadaran baru bahwa format persaingan dalam lingkup apapun, baik antar daerah maupun antar negara-bangsa telah bergerak dari sekedar mengandalkan kekayaan sumber daya alam menuju persaingan yang terutama mengandalkan kualitas dan kualifikasi sumber daya manusianya.
Dalam tahun–tahun mendatang selayaknya Taman Iskandar Muda mengambil posisi dan peran lebih besar dan serius dalam upaya pembinaan dan pengembangan SDM. Terutama di kalangan masyarakat Aceh yang bernaung dalam organisasi Taman Iskandar Muda Jakarta dan sekitarnya serta masyarakat Aceh di Nanggroe Aceh Darussalam.
Harapan kita agar dalam waktu yang tidak terlalu lama masyarakat Aceh mampu membangun kembali “ketangguhan pribadi” sekaligus membangun “ketangguhan sosial dan budaya“ yang berlandaskan iman dan taqwa kepada Allah Swt, sehingga masyarakat Aceh mampu memainkan peranannya kembali yang lebih besar di dalam pembangunan nasional serta kehidupan berbangsa dan bernegara.
2.3. Pengembangan Organisasi
Meningkatnya jumlah masyarakat Aceh yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya terus berlangsung dari tahun ke tahun, sejalan dengan meluasnya diversifikasi latar belakangnya seperti pekerjaan, profesi, pendidikan, pandangan politik dan kemampuan ekonominya. Semua ini akan dapat menimbulkan keberagaman aspirasi dan tuntutan para anggota yang semakin kompleks. Sejalan dengan itu diakui bahwa keberadaan dan kemampuan organisasi hanya mungkin dipertahankan apabila partisipasi aktif para anggotanya dapat ditingkatkan secara berkelanjutan, yang secara signifikan berkaitan erat dengan seberapa jauh organisasi memberikan manfaat bagi anggotanya.Dalam kenyataan menunjukkan bahwa warga Taman Iskandar Muda dapat saja menjadi anggota dari berbagai organisasi sesuai profesi, pekerjaan, bidang keahlian dan keilmuan, kegiatan dan fungsinya di tengah-tengah masyarakat yang menyita perhatian pula.
Keseluruhan kondisi tersebut berjalan seiring dengan berlangsungnya reposisi Taman Iskandar Muda dalam komunitas masyarakat Aceh khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya yang terus berkembang sedemikian rupa, sehingga dimensi peranan yang diembannya pun semakin meluas dan rumit.
Oleh karena itu dalam beberapa tahun mendatang permasalahan pengembangan organisasi, baik menyangkut penataan pengelolaan kegiatan rutin operasional maupun pengembangan instrumen-instrumen organisasi, termasuk penataan aset–aset masyarakat Aceh Jakarta dan sekitarnya dalam kerangka merespon berbagai tantangan dan permasalahan baru, akan mendorong semakin diperlukannya pengembangan organisasi bercirikan profesionalisme, penuh kearifan, kepekaan sosial, dan independensi.
2.4. Pelayanan Anggota
Terjadinya pergeseran nilai–nilai tradisi dan budaya dalam kehidupan sosial kemasyarakat-an di era milenium ketiga ini, sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali masyarakat Aceh, baik pengaruh yang bersifat positif maupun negatif. Pengaruh negatif dari perkembangan kehidupan sosial kemasyarakatan ini pada gilirannya akan menyentuh kehidupan beragama, baik ditinjau dari dimensi Ubudiah maupun dari aspek Mu’amalah, yang direfleksikan oleh gejala erosi terhadap nilai–nilai iman, taqwa serta akhlak pada setiap lapisan masyarakat. Dampak negatif ini juga menyangkut segi Ukhuwah Islamiyah dimana terasa semakin meluasnya sikap ketidak-acuhan dan apatisme di kalangan umat.
Untuk meningkatkan pelayanan anggota perlu diusahakan pengembangan dan layanan informasi terutama kesempatan kerja, pendidikan dan sebagainya. Selain itu perlu diusahakan peningkatan kesejahteraan anggota melalui dukungan fasilitas pengembangan usaha berikut skema pembiayaannya yang diharapkan dapat semakin meningkat dalam beberapa tahun ke depan.
2.5. Masalah Kebangsaan
Setiap warga negara termasuk setiap organisasi kemasyarakatan seperti Taman Iskandar Muda diharapkan mendukung dan ber-partisipasi aktif dalam pelaksanaan Pembangunan Nasional maupun Pembangunan Nanggroe Aceh Darussalam, sesuai kemampuan organisasi dan anggotanya. Tantangan bagi Taman Iskandar Muda adalah menumbuhkan kesadaran berpartisipasi para anggotanya untuk mengambil peran yang signifikan sebagai manifestasi rasa tanggung jawabnya bagi negara dan daerah kelahiran.
3. POLA PENDEKATAN
Sangat disadari bahwa dalam menjalankan Program Kerja sesuai ketetapan Musyawarah Besar, akan ditemui berbagai kendala dan hambatan, seperti keterbatasan waktu pengurus dan sarana/ prasarana organisasi, serta terbatasnya dana yang tersedia. Oleh sebab itu di dalam mengimple-mentasikan Program Kerja dipandang perlu untuk menempuh sejumlah pendekatan berikut ini :
3.1. Pendekatan Prioritas
Beranjak dari berbagai keterbatasan yang dimiliki oleh organisasi Taman Iskandar Muda, maka di dalam implementasi Program Kerjanya diperlukan kearifan PP-TIM untuk menentukan urutan prioritas tantangan yang harus diselesaikan terlebih dahulu. Berdasarkan pendekatan ini maka tetap dapat dimaklumi apabila ada Program yang terpaksa tidak atau terlambat dilaksanakan untuk mendahulukan program lainnya yang diprioritaskan.
Untuk Program yang memerlukan penanganan yang komprehensif dan berkesinambungan lebih-lebih bila bernuansa strategis dapat dibentuk badan ad-hoc bahkan pengembangan instrumen organisasi yang keseluruhannya bertanggung jawab kepada Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda.
3.2 Pendekatan Kemitraan
Pendekatan kemitraan dimaksudkan agar PP-TIM mengupayakan dan membina kerjasama dengan berbagai pihak terkait, baik dalam lingkungan masyarakat Aceh maupun di luar organisasi kemasyarakatan Aceh, demi kelancaran dan kesuksesan merealisasikan Program Kerja.
Perlu digaris bawahi bahwa dalam kerjasama tersebut tetap harus dijaga dan dilindungi nama baik dan kehormatan organisasi Taman Iskandar Muda.
3.3. Pendekatan Transparansi
Diperlukannya sikap keterbukaan dan kearifan dari PP-TIM dalam melaksanakan program-programnya, termasuk kesiapan dan kesediaan untuk menerima koreksi dan kritik dari anggota melalui Cabang-cabang, dimana pada dasarnya demi dan untuk kepentingan dan kemajuan organisasi Taman Iskandar Muda.
Kesemuanya ini diharapkan dapat berlangsung pada seluruh jajaran PP-TIM, beranjak dari sikap saling menghargai, saling menghormati, saling mendukung, saling membutuhkan, saling menasehati serta saling belajar dan menimba ilmu dalam semangat Ukhuwah Islamiyah.
3.4. Pendekatan Dialogis
Prinsip dialogis dimaksudkan agar PP-TIM dalam menjalankan tugas-tugasnya perlu memperhatikan komunikasi timbal balik antara pengurus dengan anggota di satu sisi, dan di sisi lainnya antara pengurus dengan Pemda Daerah Nanggroe Aceh Darussalam, organisasi masyarakat “Aceh Serantau”, Pemerintah Daerah DKI Jakarta, Pemerintah Daerah lainnya dan Pemerintah Pusat serta pihak-pihak yang terkait lainnya.
Melalui pendekatan dialogis ini selain diharapkan PP-TIM mampu menampung dan menjawab aspirasi anggota, juga akan memudahkan PP-TIM berperan aktif membawa visi dan misi organisasi ke luar.
3.5. Pendekatan Institusional
Pendekatan institusional dimaksudkan agar PP-TIM menjadi motivator, fasilitator dan dinamisator dalam menggerakkan institusi-institusi di lingkungan masyarakat Aceh.
Sejalan dengan itu melalui pendekatan ini kiranya PP-TIM semakin mampu untuk seluas mungkin mewarnai organisasi-organisasi kemasyarakatan “Aceh Serantau” terutama dalam kerangka membawa aspirasi masyarakat Aceh ke pentas Nasional.
Menjalin komunikasi strategis dengan perusahaan-perusahaan besar yang beroperasi di Nanggroe Aceh Darussalam dan memiliki kantor pusat penghubung di Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
3.6. Pendekatan Diseminasi
Pendekatan diseminasi dimaksudkan agar PP-TIM mengangkat hal-hal positif untuk disebarluas-kan kepada para anggota, masyarakat Aceh dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Oleh karena itu berbagai program yang dinilai berhasil demi kemajuan anggota, masyarakat Aceh, maupun dalam kerangka mendukung program pada umumnya, perlu segera diinformasikan kepada pihak-pihak terkait sesuai dimensi dan lingkungannya.
4. ARAH KEBIJAKAN
Dalam rangka menjawab, mengantisipasi dan menanggulangi berbagai masalah dan tantangan masa depan, maka di dalam setiap langkah yang ditempuh oleh Taman Iskandar Muda untuk lima tahun ke depan senantiasa mengacu kepada :
• Paradigma Tapakou Anggota
• Paradigma Tahiro Gampong
• Paradigma Tajunjong Nanggroe
• Paradigma Peuluah Syeidara
Ke arah empat paradigma ini dikembangkan berbagai Program Kerja Taman Iskandar Muda untuk lima tahun ke depan.
Sesuai dengan paradigma kebijakan tersebut di atas, sudah selayaknya Taman Iskandar Muda mengambil peran yang lebih besar untuk mempercepat proses pembangunan Aceh, antara lain:
4.1. Mendorong terciptanya suasana damai, berkeadilan dan bermartabat pasca konflik.
4.2. Mendorong percepatan pemulihan kehidupan sosial ekonomi dan politik di Nanggroe Aceh Darussalam dalam masa Pemerintahan Damai Pasca Konflik.
4.3. Mendorong dan mencegah adanya ekses yang dapat merusak citra masyarakat Aceh dan Pemerintah dalam kehidupan berbangsa dan bernegara pasca konflik.
4.4. Mendorong dilakukanya penegakan hukum dan penyelesaian perkara pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) serta pelanggaran hukum lainnya yang terjadi selama ini di Aceh.
4.5. Mendorong percepatan pembangunan kembali sarana dan prasarana pendidikan yang rusak akibat konflik berkepanjangan di Aceh.
4.6. Mengupayakan bantuan kepada para pelajar/ mahasiswa Aceh yang terputus pembiyaannya sebagai akibat konflik yang berkepanjangan.
4.7. Mendorong lahirnya peraturan perundang-undangan yang kondusif sesuai Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA).
5. POKOK-POKOK PROGRAM
Pokok-pokok Program Kerja berikut ini selanjutnya akan dijabarkan dan dikembangkan pada forum Rapat Kerja. Di dalam pengembangannya dapat bersifat pendalaman dan atau perluasan Program Kerja.
5.1. Antisipasi Tantangan Masalah Aceh
a. Meningkatkan pemberdayaan Badan–badan otonom Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda yang dibentuk khusus untuk menyelesaikan masalah Aceh, dengan tetap mempertahankan dan menjaga kepentingan substansial masyarakat Aceh pada umumnya.
b. Mendorong terciptanya suasana damai sebagai bagian dari percepatan penyelesaian masalah Aceh.
c. Mendorong terciptanya kembali Aceh sebagai Daerah Serambi Mekah, yang kaya akan nilai agama, adapt/ budaya.
5.2. Antisipasi Tantangan Sumber Daya Manusia
a. Mengupayakan diadakannya kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang bersifat insidental maupun yang berkelanjutan.
b. Mengupayakan terus adanya bantuan pendidikan, beasiswa, orangtua asuh dan kerjasama dengan pihak-pihak yang dianggap relevan, dengan sasaran putra–putri warga Taman Iskandar Muda yang tidak mampu pada usia sekolah sampai dengan SLTA.
c. Mendorong percepatan pembangunan kembali sarana dan prasarana pendidikan yang rusak akibat konflik yang berkepanjangan di Aceh.
d. Mengupayakan adanya media yang dapat mengoptimalkan SDM Aceh yang potensial pada seluruh jenjang karier di tingkat Nasional.
5.3. Pengembangan Kewirausahaan
a. Mengupayakan terciptanya jiwa dan semangat kewirausahaan di kalangan Anggota Taman Iskandar Muda, terutama komunitas muda.
b. Memprakarsai adanya kajian singkat pola penguatan ekonomi rakyat.
c. Bekerjasama dengan lembaga-lembaga tertentu untuk mengadakan pendidikan singkat, tepat, dan berdaya guna sesuai dengan kebutuhan dunia usaha.
d. Menggalang dan mengembangkan kerjasama dalam bentuk konsultatif dengan lembaga - lembaga/ badan-badan yang memungkinkan bantuan/ pinjaman pembiayaan usaha.
e. Mendorong terciptanya kerja sama yang berkesinambungan antara para pengusaha kecil/ pedagang dengan membentuk badan silaturrahmi.
f. Memprakarsai berdirinya usaha yang menyediakan beragam hasil penganan, kerajinan/ kraft dan hasil bumi NAD, yang dijalankan oleh badan khusus yang dibentuk oleh TIM.
g. Mengupayakan kesempatan magang putra-putri Aceh di perusahaan-perusahaan, sesuai dengan pendidikan dan kemampuan.
5.4. Antisipasi Tantangan Pengembangan Organisasi
a. Mengupayakan pembangunan kantor Sekretariat Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda dan gedung serba guna (Rumoh Aceh ) yang telah digagas Yayasan Kesejahteraan TIM.
b. Peningkatan profesionalisme pengelolaan organisasi pada semua jajaran.
c. Mengupayakan kemandirian organisasi terutama dalam hal penda-naan dengan :
1) Usaha meningkatkan jumlah dana abadi.
2) Usaha penempatan / penggunaan dana untuk lebih produktif.
3) Pembentukan badan usaha.
d. Pengembangan dan atau penggabungan cabang secara selektif.
e. Meningkatkan kinerja dan pengembangan BMT.
f. Pembangunan dan renovasi Meunasah.
g. Menggalang dan mengembangkan kerjasama organisasi “Aceh Serantau”.
h. Pembentukan suatu badan yang berfungsi sebagai Bank Data dan Pusat Informasi.
i. Melanjutkan penataan aset-aset organisasi masyarakat Aceh Jakarta dan sekitarnya seperti
j. Meunasah–meunasah Cabang Taman Iskandar Muda, Yayasan Foba, Asrama Perahu dan lain–lain.
5.5. Antisipasi Tantangan Pelayanan Anggota
a. Penggalakan da’wah Islamiyah dan memperingati hari-hari besar Islam yang relevan.
b. Peningkatan manajemen zakat di lingkungan Taman Iskandar Muda.
c. Melestarikan dan mempromosikan kesenian dan Kebudayaan Aceh.
d. Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang dianggap perlu dalam rangka Tapakoe Anggota.
e. Dukungan pengembangan dan layanan informasi kepada anggota terutama mengenai kesempatan kerja, peluang usaha, pendidikan, pusat-pusat pelatihan dan sebagainya.
5.6. Antisipasi Tantangan Kebangsaan
a. Partisipasi dalam berbagai kegiatan kehidupan bernegara dan pembangunan nasional pada umumnya.
b. Mengupayakan kerjasama dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah DKI Jakarta dan sekitarnya serta Pemerintah Daerah lainnya dalam bidang sosial, budaya, peningkatan Sumber Daya Manusia, dan ekonomi rakyat
c. Membangun kerjasama komprehensif dengan Pemerintah Daerah Nanggroe Aceh Darussalam serta menggalang kerjasama dengan pihak-pihak terkait guna membantu akselerasi pembangunan Daerah Nanggroe Aceh Darussalam.
6. PENUTUP
Garis-garis Besar Haluan Organisasi Taman Iskandar Muda 2004–2008 ditetapkan untuk panduan dan arahan bagi Pengurus Pusat Taman Iskandar Muda dalam menyusun dan melaksanakan Program Kerjanya.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal : 19 Juli 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar